'Saya dapat apa?' Rasanya ini pertanyaan yang sering dilontarkan orang ketika diajak untuk terlibat dalam kegiatan yang tidak menghasilkan keuntungan materi. Karena kita hidup dalam dunia yang memegang prinsip 'take and give', alias saya mendapat baru kemudian memberi
Namun lewat kisah seorang janda miskin yang memberi dua peser, jumlah yang kecil tapi itu merupakan seluruh miliknya kita mendengar pujian dari Tuhan sendiri.
Ataupun dari anak kecil yang menyerahkan semua bekal makan siangnya berupa lima roti jelai dan dua ekor ikan, di mana jelai adalah makanan dari mereka yang kurang mampu kita melihat berkat Tuhan melipatgandakannya.Mengapa justru orang-orang yang sederhana dan kekurangan ini yang memberi? Bukankah mereka semestinya diberi? Saya percaya bahwa kerelaan dan keberanian memberi itu lahir dari hati yang penuh dengan cintanya Tuhan. Karena tak jarang orang yang hartanya banyak namun terus saja hanya berpikir bagaimana mendapat, karena hatinya kosong.
Ps. Rony C. Kristanto
Sinode Jemaat Kristen Indonesia/The Synod of Indonesian Christian Congregation
PhD Candidate in Pentecostal and Charismatic Studies
School of Philosophy, Theology and Religion
University of Birmingham, UK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar