(1 Pet.5:10-11)
Sepasang suami istri telah hidup bersama selama 10 tahun. Selama itu pula,apabila sang istri memasak ikan,maka Ia selalu memberikan bagian kepala kepada suaminya. Sebaliknya bagian ekor selalu menjadi miliknya. Ia berpikir bahwa bagian kepala adalah yang terbaik untuk suaminya. Suatu kali Sang Istri berpikir bahwa sudah 10 tahun melayani suaminya dengan senantiasa memberikan kepala ikan. Maka ia ingin sekali-kali meminta pada suaminya bagian Kepala dan suaminya bagian ekor. Ketika sang Istri memberanikan diri untul mengungkapkan perasaannya itu, sang suami tersenyum dan gembira. Ia mengatakan bahwa sudah lama sekali sebenarnya ia menginginkan bagian ekor. Namun ia diam saja karena ia berpikir bahwa istrinya suka ekor.
Dari ilustrasi tersebut memperlihatkan sebuah kesalahan yang fatal. Sepasang suami istri tersebut sebenarnya ingin memberikan yang terbaik untuk pasangannya. Namun meteka memberikan pelayanan menurut pikirannya sendiri. Mereka tidak bertanya kepada pasangannya sebenarnya apa yang disukainya. Demikian halnya pelayanan kita kepadavTuhan. Seringkali dikerjakan tanpa bertanya kepada Tuhan apa yang Dia inginkan. Kita melayani berdasarkan pikiran dan kehendak kita sendiri. Kita merancang program pelayanan dan sibuk di dalamnya. Namun sebenarnya apa yang kita pikir terbaik belum tentu itu yang diminta Tuhan dan menyenangkan hatiNya. Alih-alih untuk menyenangkan hati Tuhan seringkali tersamar sebenarnya untuk menyenangkan hati kita atau untuk kepuasaan kita sendiri. Hal tersebut dapat dibuktikan apabila pelayanan kita tidak dilihat atau dihormati orang mska kita menjadi kecewa. Ketika pelayanan yang kita lakukan gagal kita menjadi sangat stress. Kita menganggap pelayanan itu milik kita. Padahal pelayanan ini sebenarnya adalah milik Tuhan dan kita terlibat didalamnya.Sepasang suami istri telah hidup bersama selama 10 tahun. Selama itu pula,apabila sang istri memasak ikan,maka Ia selalu memberikan bagian kepala kepada suaminya. Sebaliknya bagian ekor selalu menjadi miliknya. Ia berpikir bahwa bagian kepala adalah yang terbaik untuk suaminya. Suatu kali Sang Istri berpikir bahwa sudah 10 tahun melayani suaminya dengan senantiasa memberikan kepala ikan. Maka ia ingin sekali-kali meminta pada suaminya bagian Kepala dan suaminya bagian ekor. Ketika sang Istri memberanikan diri untul mengungkapkan perasaannya itu, sang suami tersenyum dan gembira. Ia mengatakan bahwa sudah lama sekali sebenarnya ia menginginkan bagian ekor. Namun ia diam saja karena ia berpikir bahwa istrinya suka ekor.
Marilah kita belajar mengerjakan pelayanan kepada Tuhan dengan benar. Bertanya dulu kepadaNya. Ia mau program apa,Ia mau dilayani bagaimana, Ia mau melakukan apa, supaya pelayanan kita benar-benar berkenan kepadaNya untuk kemuliaan namaNya.
Oleh Pdm.Iwan Firman Widiyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar