II
Timotius 1:16-18
Paulus sebagai
pelayan Tuhan yang setia seringkali mengalami penderitaan yang
hebat. Saat Ia menulis suratnya kepada
Timotius, Ia sedang berada dalam penjara. Kaisar Romawi memenjarakan Paulus karena Ia
tidak mau menyembah Kaisar. Tentu saja
kehidupan dalam penjara penuh dengan tekanan, kesepian dan kesakitan.
Namun penderitaan Paulus itu dapat dirasakan
berkurang oleh karena kedatangan Keluarga Onesiforus yang penuh dengan
kasih. Paulus menyebut mereka mampu
“menyegarkan hati Paulus” ketika dalam penjara.
Mereka menerima keadaan Paulus apa adanya. Tidak malu mengunjungi Paulus dalam penjara. Keluarga ini sangat peduli dan perhatian kepada
Paulus. Dinyatakan ketika Paulus berada
di Roma, mereka mencari Paulus hingga ketemu.
Dan Paulus juga memberikan kesaksian bahwa Keluarga Onesiforus merupakan
keluarga yang giat dalam pelayanan di kota Efesus.
Ini
contoh Keluarga yang penuh dengan kasih.
Semua anggotanya, baik istri maupun anak-anaknya kompak mengasihi Tuhan. Menyatakannya dalam kegiatan pelayanan di
Efesus dan juga kepada Rasul Paulus. Selain itu Saya juga sangat yakin apabila
keluarga ini para anggotanya juga saling mengasihi. Kalau mereka secara kompak bisa mengasihi
rasul Paulus itu justru karena dalam keluarga mereka sudah saling mengasihi
terlebih dahulu.
Saya membayangkan keluarga ini dapat membangun
komunikasi yang terbuka dan baik. Karena
dikatakan kehadiran mereka mampu menyegarkan.
Itu berarti mereka dapat melakukan fungsinya dalam menguatkan,
menghibur, mendoakan dan melegakan dengan cara mampu mendengar keluh kesah
anggotanya. Marilah kita mewujudkan
keluarga yang hidup penuh dengan kasih. Dengan
memakai kata-kata Tuhan Yesus maka marilah mewujudkan kehendak Allah Di keluarga
seperti di dalam kerajaan Surga. (IFW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar