Senin, 06 Juli 2015

Menjadi Pribadi Yang Integral

Roma 12:9

“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik”.



Dalam terjemahan Alkitab bahasa Jawa tahun 2006, “jangan pura-pura” di terjemahkan dengan “Tresna iku aja lamis”.  Dalam pengertian ini, aja lamis berarti jangan hanya sekedar kata-kata atau hanya mengobral janji saja, tanpa tindakan nyata.  Mengapa orang suka lamis saja ?  mungkin karena Ia mempunyai banyak kepentingan untuk dirinya sendiri.  Sedangkan dalam versi alkitab bahasa jawa Suriname diterjemahkan, “Kowe kudu tresna sing sak tenanan marang sakpada-pada, aja etok-etokan” dalam versi ini berarti kasih harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak hanya pura-pura saja.  Dalam kasus ini orang etok-etokan dalam mengasihi karena mungkin ingin di sanjung, di hormati atau mendapatkan wibawa tertentu. Selanjutnya dalam versi terjemahan Bahasa yang disederhanakan dinyatakan mengasihi “dengan setulus-tulusnya”, itu berarti mengasihi tanpa pamrih.  Dalam hal ini mengasihi membutuhkan suatu pengorbanan.



“Hendaklah kasih jangan pura-pura” merupakan sebuah nasehat untuk hidup menjadi pribadi yang integral.  Pribadi yang menyatu antara pikiran dan tindakannya.  Apa yang disampaikan oleh mulutnya sama dengan motivasi sebenarnya yang ada dalam hati.  Pribadi yang jujur yang di gambarkan seperti buah manggis, jumlah motif kelopak yang ada di pangkal buah bagian luar menyiratkan jumlah isi yang ada di bagian dalamnya.  Pribadi yang integral akan membawa banyak keuntungan dan berkat.  Karena Ia akan disukai Allah dan manusia, seperti pribadi Tuhan Yesus (Lukas 2:52). Ia akan banyak mendapatkan kesempatan-kesempatan dan kepercayaan-kepercayaan baru untuk mengembangkan potensinya yang tentu saja akan berdampak bagi masa depan yang lebih baik.  Sedangkan orang yang tidak bisa menjaga integralitasnya ia akan mengalami banyak kerugian.  Ia tidak akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.


Sebuah penelitian menyebutkan bahwa 80 % penyumbang kesuksesan adalah relasi yang baik dengan orang lain.  Kecerdasan dan kepandaian hanya menyumbang sekitar 20 % saja.  Itu berarti apabila kita menghendaki kesuksesan dalam hidup harus dapat membangunn relasi yang baik dengan sesama kita.  Kata kunci untuk membangun relasi yang baik adalah  karakter yang integral. Maka marilah kita membangun kesuksesan hidup kita dengan cara mentaati Firman Tuhan, yaitu dengan mengembangkan karakter yang integral, mengasihi sesama kita dengan sungguh-sungguh.



Oleh : Pdm.Iwan Firman Widiyanto, M.Th.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar