Roma
12:9
“Hendaklah
kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik”.
Dalam
terjemahan Alkitab bahasa Jawa tahun 2006, “jangan pura-pura” di terjemahkan
dengan “Tresna iku aja lamis”. Dalam pengertian
ini, aja lamis berarti jangan hanya
sekedar kata-kata atau hanya mengobral janji saja, tanpa tindakan nyata. Mengapa orang suka lamis saja ? mungkin karena
Ia mempunyai banyak kepentingan untuk dirinya sendiri. Sedangkan dalam versi alkitab bahasa jawa
Suriname diterjemahkan, “Kowe kudu tresna sing sak tenanan marang sakpada-pada,
aja etok-etokan” dalam versi ini berarti kasih harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh, tidak hanya pura-pura saja.
Dalam kasus ini orang etok-etokan dalam
mengasihi karena mungkin ingin di sanjung, di hormati atau mendapatkan wibawa
tertentu. Selanjutnya dalam versi terjemahan Bahasa yang disederhanakan
dinyatakan mengasihi “dengan setulus-tulusnya”, itu berarti mengasihi tanpa
pamrih. Dalam hal ini mengasihi
membutuhkan suatu pengorbanan.
“Hendaklah
kasih jangan pura-pura” merupakan sebuah nasehat untuk hidup menjadi pribadi
yang integral. Pribadi yang menyatu
antara pikiran dan tindakannya. Apa yang
disampaikan oleh mulutnya sama dengan motivasi sebenarnya yang ada dalam hati. Pribadi yang jujur yang di gambarkan seperti
buah manggis, jumlah motif kelopak yang ada di pangkal buah bagian luar
menyiratkan jumlah isi yang ada di bagian dalamnya. Pribadi yang integral akan membawa banyak
keuntungan dan berkat. Karena Ia akan
disukai Allah dan manusia, seperti pribadi Tuhan Yesus (Lukas 2:52). Ia akan
banyak mendapatkan kesempatan-kesempatan dan kepercayaan-kepercayaan baru untuk
mengembangkan potensinya yang tentu saja akan berdampak bagi masa depan yang
lebih baik. Sedangkan orang yang tidak
bisa menjaga integralitasnya ia akan mengalami banyak kerugian. Ia tidak akan mendapatkan kepercayaan dari
orang lain.
Sebuah
penelitian menyebutkan bahwa 80 % penyumbang kesuksesan adalah relasi yang baik
dengan orang lain. Kecerdasan dan
kepandaian hanya menyumbang sekitar 20 % saja.
Itu berarti apabila kita menghendaki kesuksesan dalam hidup harus dapat
membangunn relasi yang baik dengan sesama kita.
Kata kunci untuk membangun relasi yang baik adalah karakter yang integral. Maka marilah kita
membangun kesuksesan hidup kita dengan cara mentaati Firman Tuhan, yaitu dengan
mengembangkan karakter yang integral, mengasihi sesama kita dengan
sungguh-sungguh.
Oleh : Pdm.Iwan Firman
Widiyanto, M.Th.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar